Skip to main content

BIOGRAFI IMAM AL GHAZALI



Sumber: Pinterest

Imam Al Ghazali adalah Imam Abu Hamid Muhammad Al Ghazali yang digelari Hujjat al Islam Zain ad Din ath Thusiy, seorang pakar ilmu fiqih dari aliran madzhab, dilahirkan di Thus tahun 450 H.

Diceritakan bahwa orang tuanya adalah seorang yang saleh yang tidak mau makan kecuali dari hasil tangannya sendiri. Dia bekerja memintal bulu domba lalu menjualnya di tokonya sendiri. Ketika kematian datang menjemputnya, dia berpesan tentang dia dan saudara lelakinya yang bernama Ahmad kepada seorang sahabatnya yang merupakan seorang ahlu tasawwuf dan suka melakukan kebajikan, di mana dia berkata kepadanya: “Sesungguhnya aku kesulitan yang sangat besar tentang pelajaran menulis dan aku akan sangat senang untuk menemukan apa yang terlewat dariku di dalam kedua anakku ini. Tidakkah bagimu mengapa kamu menghabiskan semua yang aku tinggalkan untuk mereka berdua dalam hal ini.”

Ketika dia meninggal dunia, mulailah sang sufi mengajarkan mereka berdua hingga habis warisan yang secuil telah ditinggalkan oleh bapak mereka berdua, maka dia berkata pada mereka. “Ketahuilah oleh kalian berdua bahwa sesungguhnya aku benar-benar sudah membelanjakan yang menjadi hak kalian berdua untuk kalian berdua, sedangkan aku hanyalah seorang pemuda miskin. Tidak ada hartaku yang dengannya aku dapat membantu kalian berdua. Hendaklah kalian berdua berlindung kepada sebuah madrasah karena sesungguhnya kalian berdua adalah penuntut ilmu. Dengan begitu, kalian berdua akan mendapatkan kekuatan yang akan membantu kalian atas waktu kalian.”

Kemudian, keduanya pun menuruti perkataan tersebut. Itulah sebabnya, kebahagiaan dan tingginya tingkatan mereka, Al Ghazaliy menceritakan hal tersebut dengan mengatakan. “Kami menuntut ilmu selain Allah Swt lalu aku menolaknya karena Allah Swt.”

Diceritakan bahwa orang tua Al Ghazali sering  mengunjungi para ahli fiqih dengan meluangkan waktu untuk duduk bersama mereka dan menemukan kebaikan dalam diri mereka, serta membelanjakan apa yang mungkin baginya untuk mereka. Apabila mendengar ucapan mereka, dia menangis dan tertunduk dan memohon selalu kepada Allah Swt agar diberikan rizki berupa seorang pakar ilmu fiqih, maka Allah Swt mengabulkan doanya. Adapun, Imam Abu Hamid merupakan seorang yang paling ahli ilmu fiqih di masanya dan merupakan pemuka orang segenerasinya. Selanjutnya ada Imam Ahmad yang merupakan seorang pemberi tuntutan yang dapat melunakkan gendang telinga saat mendengar wejangan dan menggetarkan sanubari para hadirin dalam pertemuan dzikirnya.

Pada masa kecil Al-Ghazali, ia sudah belajar sebagian kecil dari ilmu fiqih kepada Ahmad Muhammad ar Radzikaniy, setelah itu ia menuju Naisabur dan menetap di kediamana Imam Al Haramain Abu al Ma’aliy al Juwainiy. Di sana ia berusaha keras dan tekun dengan kesungguhan hatinya sampai dia betul-betul menguasai bidang madzhab, khilafiyah, perdebatan, manthiq, membaca ilmu hikmah dan filsafat, mengambil hikmah dari semua itu, memahami ucapan semua pakar ilmu, memberikan sanggahan dan menggalkan berbagai klaim yang mereka ajakan, dan untuk setiap bidang dari berbagai ilmu pengetahuan itu dia mengarang banyak kitab dan mempunyai susunan serta tematis yang menawan.

Al Ghazali adalah seorang figur yang genius, pandangan luas, kuat daya hafalnya, dan jauh dari tipu daya. Ia dapat mendalam suatu pengertian dan memiliki berbagai pandangan yang benar-benar beralasan. Ketika Imam Al Haramain al Juwainiy meninggal dunia dia keluar menuju ke arah wazir Nidham al Mulk, yang merupakan tempat perkumpulan para pakar ilmu pengetahuan. Para Imam lalu membentuk forum diskusi pada kediamannya dan di sinilah tampak kemampuan Al Ghazaliy sehingga membuat para Imam kagum dan takjub termasuk pemilik rumah sehingga diberilah mandat bidang akademis madrasah dan Nidhamiyah di Baghdad kepadanya pada tahun 484 H. Orang-orang mencoba menguji Al Ghazaliy dan keluarlah ucapan dengan lancar sehingga kharismanya menjadi besar bahkan mengalah penjabat dan menteri.

Manusia kagum akan kefasihan lisan Al Ghazaliy dengan perkataan yang sempurna, kajian mendalam, dan isyarahnya yang lembut. Dia menunaikan tugasnya mengajarkan ilmu dan menyebarkannya dengan berbagai kajian, mulai dari fatwa dalam bentuk kekurangan, kedudukan yang luhur, tingkatan tinggi, dan perkataannya bagus. Nama yang terkenal membuat berbagai contoh sekaligus keaktifan dengan semua itu sehingga menjadikannya lebih utama ketimbang semua kedudukan yang ada. Dia meninggalkan semua itu dibelakang panggung, dan memilih berangkat ke Bait Allah al Haram di Makkah al Mukarramah. Berangkatlah dia menuaikan ibadah haji pada bulan Dzul Hijjah tahun 488 H dan dia mengangkat saudaranya sebagai penggantinya untuk mengajar di Baghdad.

Dia memasuki kota Damaskus dan kembali menunaikan ibadah haji pada tahun 489 H. Menetap sebentar lalu ke Bait al Maqdis sebatas mengunjungi dalam beberapa waktu kemudian kembali lagi ke Damaskus dan beri’tikaf di menara sebelah barat masjid Jami’ dan bermukimlah di sana.

Suatu hari kebetulan dia memasuki madrasah al Aminah dan bertemu dengan sang kepala yang berkata, “Al Ghazaliy berkata…. di mana sang kepala sedang mengupas perkataan Al Ghazaliy.” Al Ghazaliy khawatir akan menimbulkan kebanggaan dalam dirinya dan dia pun meninggalkan tempat tersebut. Dia berkelana berbagai negeri sehingga dia memasuki negeri Mesir dan menuju ke Iskandariyah bermukim beberapa waktu di sana. Dikatakan bahwa dia berkeinginan untuk melanjutkan perjalanan menghadap Sulthan Yusuf bin Tasyifin, raja Maroco. Ketika dia mendengar berita keadilannya dan kematiannya. Dia memilih melanjutkan pengembaraannya ke berbagai negeri hingga sampai dia kembali ke Khurrasan. Dia mengajar di madrasah Nidhamiyah di Naisabur sebentara lalu kembali ke Thus. Dia menjadikan sebagian sisi rumahnya sebagai madrasah bagi para ahli fiqih yang mengkaji mengenai kesufian dan membagi waktunya untuk menjalankan tugasnya seperti menghatam Al Qur’an, berdiskusi dengan para ulama, mengkaji untuk para penutut ilmu, melanggengkan shalat, puasa dan ibadah lainnya sampai dia beralih kepada rahmat dan keridhaan Allah Swt.

Dia wafat di This pada hari Senin 14 Jumadil Akhir tahun 505 H dalam usia 55 tahun.

Abu al Fajari bin al Jauziy dalam kitab An Nabat inda al Mamat, berkata Imam Ahmad saudarany lelaki Al Ghazali: “Ketika hari Senin, waktu subuh, saudara lelakiku Abu Hamid melakukan wudhu, shalat dan berkata: “Beri aku kain kafan.” Kemudian dia mengambilnya dan menciumnya lalu meletakkan pada kedua matanya sembari berkata: “Dengan mendengar dan patuh untuk menghadap sang Raja.” Kemudian dia menjulurkan kedua kakinya menghadap kiblat dan wafat sebelum terang tanahnya. Semoga Allah Swt menyucikan rohnya.

Abu al Mudhaffar Muhammad Abyuwardiy merupakan seorang pujangga termasyhur yang menggambarkan tentang dirinya dalam berbagai syair di antaranya, “Berlalu dan hilanglah suatu yang paling agung sehingga aku menjadi kelaparan karenanya. Seorang yang tiada bandingnya dalam manusia untuk menggantinya.

Al Ghazali dimakamkan di luar kebun Thabiran, yaitu pohon tebu daerah Thus, semoga Allah Swt selalu melimpahkan rahmat kepadanya. Aamiin.




Comments

Popular posts from this blog

Dampak Positif dan Negatif dari Gedget

Gadget adalah alat elektronik yang berfungsi untuk sarana berkomunikasi yang memiliki kecanggihan yang memadai. Bentuknya yang munyil sangat praktis untuk dibawa ke mana-mana.  Bukan hanya itu, gadget selalu memunculkan aplikasi-aplikasi terkini yang mengikuti perkembangan masa kini. Inilah yang menjadi sebab orang tertarik dengan gadget, selain untuk dapat berkomunikasi gedget dapat pula sebagai mengakses informasi serta sebagai hiburan. Di zaman yang serba modern ini, teknologi gadget mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dulu awal munculnya saja hanya dijadikan sebatas alat untuk telepon, namun sekarang gadget berubah menjadi alat serba guna. Bahkan itu sebagai kebutuhan penting dalam kehidupan sehari-hari. Hidup manusia seakan tanpa kendala, dengan seonggok gedget saja dunia seolah berada digenggaman tangan.  Dengan demikian pula, dibalik bentuk munyilnya gedget terdapat dampak dari positif dan negatifnya.  Adapun dari dampak positifnya yaitu: 1...

Analisis Imbuhan pada Sebuah Kalimat

  Sumber Pinterest   A. Penghilangan Prefiks meng- 1. Hari Sabtu ini, rumah Mina adakan  kenduri. Kesalahan kalimat di atas pada kata adakan . Penghilangan perfiks meng-  disebabkan oleh penghematan yang sebenarnya tidak perlu terjadi karena justru merupakan pemakaian yang salah. Pada kata adakan  sebaiknya diberikan prefiks meng-  agar kalimatnya bisa menjadi baku. Sedangkan kalimat di atas merupakan kalimat aktif transitif karena ada predikat yang harus berprefiks meng-  atau dengan kata lain mengeksplisitkan prefiks meng-,  (Setyawati, 2010: 50). Jadi kata yang tepat adalah mengadakan. Perbaikan: Hari Sabtu ini, rumah Mina mengadakan kenduri. Referensi Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka. 2. Pak Yunda sedang adili Kantor Dinas Kesehatan. Kesalahan kalimat di atas pada kata adili.  Penghilangan perfiks meng-  disebabkan oleh penghematan yang sebenar...

Daftar Isi

  Kecantikan 5 Jenis Kulit Wajah. Kamu termasuk yang mana? Tips Perawatan Kulit yang Baik Cara Menguapi Kulit Wajahmu Obat Alami untuk Perawatan Kulit Wajahmu di Rumah Rutinitas Perawatan Kulit di Pagi Hari Tampil Cantik dalam Hitungan Menit Artikel Cara tepat mengambil keputusan dengan cerdas Kian Emas Membuat Keputusan Individual dan Praktis Kontribusi Mahasiswa Di Area Moderen 8 kata kunci meniti karir yang wajib Anda lakukan Dampak Positif dan Negatif dari Gedget Pemaksaan dan Keyakinan Agama Masih Terjadi di Indonesia Cara Menjadi Orang Kaya dengan Gaji Kecil Islamiah BIOGRAFI IMAM AL GHAZALI Karya Sastra Pria Misterius Qoutes Menyegarkan Tangisan Gadis Puisi di Musim Sejarah Kembang Lara Kesepian Maukah Kau Bermain denganku? Dirimu adalah Aku Teori Kesan dan pesan media pembelajaran Jurnal Study Semiotika Analisis Kesalahan Berbahasa di Lingkungan Sekolah Pembentukan Batuan