A. Penggunaan Prefiks ke-
1. Aku tak sengaja kebawa pita rambut.
Kesalahan kalimat di atas pada kata kebawa. Kesalahan tersebut terjadi karena kekurangan cermatan dalam memilih prefiks yang tepat. Pada umumnya dipengaruhi bahasa daerah misalnya Jawa dan Sunda. Dalam bahasa Indonesia, penggunaan prefiks ke- tidak ada, namun yang ada cuman prefiks ter-, (Setyawati, 2010: 63). Jadi kata yang tepat adalah terbawa.
Perbaikan:
Aku tak sengaja terbawa pita rambut.
2. Saat mengendarai sepeda, kepala Gali kebentur dengan tembok.
Kesalahan kalimat di atas pada kata kebentur. Kesalahan tersebut terjadi karena kekurangan cermatan dalam memilih prefiks yang tepat. Pada umumnya dipengaruhi bahasa daerah misalnya Jawa dan Sunda. Dalam bahasa Indonesia, penggunaan prefiks ke- tidak ada, namun yang ada cuman prefiks ter-, (Setyawati, 2010: 63). Jadi kata yang tepat adalah terbentur.
Perbaikan:
Saat mengendarai sepeda, kepala Gali terbentur dengan tembok.
3. Wajah gadis itu selalu kebayang dalam pikiranku.
Kesalahan kalimat di atas pada kata kebayang. Kesalahan tersebut terjadi karena kekurangan cermatan dalam memilih prefiks yang tepat. Pada umumnya dipengaruhi bahasa daerah misalnya Jawa dan Sunda. Dalam bahasa Indonesia, penggunaan prefiks ke- tidak ada, namun yang ada cuman prefiks ter-, (Setyawati, 2010: 63). Jadi kata yang tepat adalah terbayang.
Perbaikan:
Wajah gadis itu selalu terbayang dalam pikiranku.
4. Sudah dua hari, hatiku kebersit kata rindu dari Bang Joli.
Kesalahan kalimat di atas pada kata kebersit. Kesalahan tersebut terjadi karena kekurangan cermatan dalam memilih prefiks yang tepat. Pada umumnya dipengaruhi bahasa daerah misalnya Jawa dan Sunda. Dalam bahasa Indonesia, penggunaan prefiks ke- tidak ada, namun yang ada cuman prefiks ter-, (Setyawati, 2010: 63). Jadi kata yang tepat adalah terbersit.
Perbaikan:
Sudah dua hari, hatiku terbersit kata rindu dari Bang Joli.
5. Rinduku seakan kebengkalai begitu saja walaupun aku menanti dengan setia.
Kesalahan kalimat di atas pada kata kebengkalai. Kesalahan tersebut terjadi karena kekurangan cermatan dalam memilih prefiks yang tepat. Pada umumnya dipengaruhi bahasa daerah misalnya Jawa dan Sunda. Dalam bahasa Indonesia, penggunaan prefiks ke- tidak ada, namun yang ada cuman prefiks ter-, (Setyawati, 2010: 63). Jadi kata yang tepat adalah terbengkalai.
Perbaikan:
Rinduku seakan terbengkalai begitu saja walaupun aku menanti dengan setia.
B. Penggunaa sufiks –ir
1. Sayaagaimana kamu memprosedurirkan salak sunti?
Kesalahan kalimat di atas pada kata memprosedurirkan. Kesalahan di atas karena pengucapan yang tampaknya lebih mudah diucapkan atau dituliskan. Oleh karena itu disarankan sufiks tersebut tidak digunakan, (Setyawati, 2010: 64). Kata yang benar adalah memprosedurkan. Dalam KBBI prosedur memiliki makna tahap kegiatan menyelesaikan suatu aktivitas.
Perbaikan:
Bagaimana kamu memprosedurkan salak sunti?
2. Besok adalah hari di mana deklarasirkan perlombaan cerdas cermat.
Kesalahan kalimat di atas pada kata deklarasirkan. Kesalahan di atas karena pengucapan yang tampaknya lebih mudah diucapkan atau dituliskan. Oleh karena itu disarankan sufiks tersebut tidak digunakan, (Setyawati, 2010: 64). Kata yang benar adalah deklarasikan. Dalam KBBI deklarasi memiliki pernyataan ringkas dan jelas.
Perbaikan:
Besok adalah hari di mana deklarasikan perlombaan cerdas cermat.
3. Pak Joko sedang mendeklamasirkan lagu Indonesia Raya.
Kesalahan kalimat di atas pada kata mendeklamasirkan. Kesalahan di atas karena pengucapan yang tampaknya lebih mudah diucapkan atau dituliskan. Oleh karena itu disarankan sufiks tersebut tidak digunakan, (Setyawati, 2010: 64). Kata yang benar adalah mendeklamasikan. Dalam KBBI mendeklamasikan memiliki menyajikan sajak dengan berdeklamasi.
Perbaikan:
Pak Joko sedang mendeklamasikan lagu Indonesia Raya.
4. Tolong kamu proyeksirkan dokumen perencanaan pembangunan rumah di Banda Aceh.
Kesalahan kalimat di atas pada kata proyeksirkan. Kesalahan di atas karena pengucapan yang tampaknya lebih mudah diucapkan atau dituliskan. Oleh karena itu disarankan sufiks tersebut tidak digunakan, (Setyawati, 2010: 64). Kata yang benar adalah proyeksikan. Dalam KBBI proyekkan memiliki makna gambar suatu benda yang dibuat rata atau berupa garis pada bidang datar.
Perbaikan:
Tolong kamu proyeksikan dokumen perencanaan pembangunan rumah di Banda Aceh.
5. Dokumen itu telah di konfigurasirkan oleh Pak Yunus.
Kesalahan kalimat di atas pada kata konfigurasirkan. Kesalahan di atas karena pengucapan yang tampaknya lebih mudah diucapkan atau dituliskan. Oleh karena itu disarankan sufiks tersebut tidak digunakan, (Setyawati, 2010: 64). Kata yang benar adalah konfigurasi. Dalam KBBI konfigurasi memiliki makna bentuk, wujud, menggambar orang atau benda.
Perbaikan:
Dokumen itu telah di konfigurasikan oleh Pak Yunus.
C. Penggunaan sufiks -isasi
1. Pak Jono adalah seorang agitatorisasi yang sangat terkenal di kampung sebelah.
Kesalahan kalimat di atas pada kata agitatorisasi. Kesalahan di atas disebabkan sufiks asing –isatie dan –ization tidak diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi –isasi sebaiknya sufiks itu pun tidak digunakan dalam pembentukan kata baru bahasa Indonesia. Sejalan dengan kebijakan bahasa yang kita anut, unsur asing yang ada padanannya di dalam bahasa Indonesia tidak diserap. Hal itu dapat menganggu pengembangan bahasa Indonesia. sebenarnya kita dapat menggunakan afik dalam bahaa Indonesia untuk menghindari pemakaian unsur –isasi. Dalam hal in konfiks pe-...an, atau per-...-an dapat digunakan sebagai pengganti sufiks asing tersebut, (Setyawati, 2010: 66). Jadi kata yang benar adalah agitator. Dalam KBBI kata agitator memiliki makna orang yang melakukan agitasi, penghasut.
Perbaikan:
Pak Jono adalah seorang agitator yang sangat terkenal di kampung sebelah.
2. Sepertinya pemerintah harus menyusun defensisasi sebagai keamanan negara.
Kesalahan kalimat di atas pada kata defensisasi. Kesalahan di atas disebabkan sufiks asing –isatie dan –ization tidak diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi –isasi sebaiknya sufiks itu pun tidak digunakan dalam pembentukan kata baru bahasa Indonesia. Sejalan dengan kebijakan bahasa yang kita anut, unsur asing yang ada padanannya di dalam bahasa Indonesia tidak diserap. Hal itu dapat menganggu pengembangan bahasa Indonesia. sebenarnya kita dapat menggunakan afik dalam bahaa Indonesia untuk menghindari pemakaian unsur –isasi. Dalam hal in konfiks pe-...an, atau per-...-an dapat digunakan sebagai pengganti sufiks asing tersebut, (Setyawati, 2010: 66). Jadi kata yang benar adalah defensi. Dalam KBBI kata defensi memiliki makna pembelaan.
Perbaikan:
Sepertinya pemerintah harus menyusun defensi sebagai keamanan negara.
3. Di kampung sebelah, kebanyakan warga sangat egoistisisasi sesamanya walaupun sikap mereka baik.
Kesalahan kalimat di atas pada kata egoistisisasi. Kesalahan di atas disebabkan sufiks asing –isatie dan –ization tidak diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi –isasi sebaiknya sufiks itu pun tidak digunakan dalam pembentukan kata baru bahasa Indonesia. Sejalan dengan kebijakan bahasa yang kita anut, unsur asing yang ada padanannya di dalam bahasa Indonesia tidak diserap. Hal itu dapat menganggu pengembangan bahasa Indonesia. sebenarnya kita dapat menggunakan afik dalam bahaa Indonesia untuk menghindari pemakaian unsur –isasi. Dalam hal in konfiks pe-...an, atau per-...-an dapat digunakan sebagai pengganti sufiks asing tersebut, (Setyawati, 2010: 66). Jadi kata yang benar adalah egoistis. Dalam KBBI kata egoistik memiliki makna mementingkan diri sendiri, egois.
Perbaikan:
Di kampung sebelah, kebanyakan warga sangat egoistis sesamanya walaupun sikap mereka baik.
4. Kecelakaan mobil itu sangat faktualisasi di mata warga sekitar yang melihatya.
Kesalahan kalimat di atas pada kata faktualisasi. Kesalahan di atas disebabkan sufiks asing –isatie dan –ization tidak diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi –isasi sebaiknya sufiks itu pun tidak digunakan dalam pembentukan kata baru bahasa Indonesia. Sejalan dengan kebijakan bahasa yang kita anut, unsur asing yang ada padanannya di dalam bahasa Indonesia tidak diserap. Hal itu dapat menganggu pengembangan bahasa Indonesia. sebenarnya kita dapat menggunakan afik dalam bahaa Indonesia untuk menghindari pemakaian unsur –isasi. Dalam hal in konfiks pe-...an, atau per-...-an dapat digunakan sebagai pengganti sufiks asing tersebut, (Setyawati, 2010: 66). Jadi kata yang benar adalah faktual. Dalam KBBI kata faktual memiliki makna kenyataan, kebenaran.
Perbaikan:
Kecelakaan mobil itu sangat faktual di mata warga sekitar yang melihatya.
5. Ruang paling ujung merupakan ruang hermetisisasi yang dikhususkan untuk bermain musik.
Kesalahan kalimat di atas pada kata hermetisisasi. Kesalahan di atas disebabkan sufiks asing –isatie dan –ization tidak diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi –isasi sebaiknya sufiks itu pun tidak digunakan dalam pembentukan kata baru bahasa Indonesia. Sejalan dengan kebijakan bahasa yang kita anut, unsur asing yang ada padanannya di dalam bahasa Indonesia tidak diserap. Hal itu dapat menganggu pengembangan bahasa Indonesia. sebenarnya kita dapat menggunakan afik dalam bahaa Indonesia untuk menghindari pemakaian unsur –isasi. Dalam hal in konfiks pe-...an, atau per-...-an dapat digunakan sebagai pengganti sufiks asing tersebut, (Setyawati, 2010: 66). Jadi kata yang benar adalah hermetis. Dalam KBBI kata hermetis memiliki makna kedap udara.
Perbaikan:
Ruang paling ujung merupakan ruang hermetis yang dikhususkan untuk bermain musik.
DAFTAR PUSAKA
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

Comments
Post a Comment