Puisi
Sakit hati melihat tanah nenek moyang dihancurkan
Sesak nafas meratapi nasib kian membara
Amarah berkobar-kobar dengan tangisan pilu
Rintihan penderitaan tak kunjung reda hingga kapanpun
Sampai kapan wahai manusia laknat membuat penderita ini terus berlangsung?
Tak punya hatikah kalian?
Tak punya otakkah kalian?
Sebahagiakah kalian menyiksa sesamamu?
Keserakahanmu akan membuatmu menderita
Keegoisanmu akan menimpamu
Kesulitanmu akan mendatangimu
Karmamu akan kau jemput dikemudian harinya
Kalian akan merasakan sebagaimana yang kami rasakan
Kematian akan ada bagi yang bernyawa
Wahai manusia edan!
Siapa yang salah atas penderitaan ini?
Keindahan alam semakin hilang
Hutan-hutan dilahap oleh manusia rakus
Harta benda dicuri terang-terangan tanpa malu oleh penjajah negari
Pilu menyayat hati terluka
Tangisan kian membara
Sedangkan, para penjajah berfoya gembira
Dibawah erangan kesengsaraan rakyat
Bumi Pertiwi ini
Pengusaha tidak dapat percaya
Hukum tidak dapat mengadilkan secara adil dan beradab
Semuanya omongan mereka hanyalah omon-omon belaka
Amarah berkobar-kobar dengan tangisan pilu
Rintihan penderitaan tak kunjung reda hingga kapanpun
Sampai kapan wahai manusia laknat membuat penderita ini terus berlangsung?
Tak punya hatikah kalian?
Tak punya otakkah kalian?
Sebahagiakah kalian menyiksa sesamamu?
Keserakahanmu akan membuatmu menderita
Keegoisanmu akan menimpamu
Kesulitanmu akan mendatangimu
Karmamu akan kau jemput dikemudian harinya
Kalian akan merasakan sebagaimana yang kami rasakan
Kematian akan ada bagi yang bernyawa
Wahai manusia edan!
Siapa yang salah atas penderitaan ini?
Keindahan alam semakin hilang
Hutan-hutan dilahap oleh manusia rakus
Harta benda dicuri terang-terangan tanpa malu oleh penjajah negari
Pilu menyayat hati terluka
Tangisan kian membara
Sedangkan, para penjajah berfoya gembira
Dibawah erangan kesengsaraan rakyat
Bumi Pertiwi ini
Pengusaha tidak dapat percaya
Hukum tidak dapat mengadilkan secara adil dan beradab
Semuanya omongan mereka hanyalah omon-omon belaka
Puisi ini mengungkapkan rasa tidak adil dari keserakahan sang penguasa yang egois.

Comments
Post a Comment