Seorang gadis remaja berusia 16 tahun berdiri dekat jendela memandang lapangan bunga lavender dari jarak jauh, kira-kira 5 meter dari kediamannya. Sedari pagi maupun malam, gadis itu selalu memandang lapangan tersebut. Ia sangat penasaran dengan lapangan tersebut, tetapi ia tidak berani keluar dari kediamannya.
Ia merasa jenuh dengan kehidupannya. Ia kesepian, tidak ada seorang pun yang bisa ajak bermain dengannya. Bagaimana mau bermain, teman saja ia tidak punya. Ia sudah terbiasa hidup sendiri ditemani dengan mainan dan buku. Namun, lama-lama ia merasa jengah, dan ingin keluar dari penjara ini.
Suatu hari, ia memberanikan keluar karna rasa penasaran yang memuncak, ia tak sabar ingin merasakan keadaan luar itu bagaimana. Ia terkagum-kagum melihat lapangan bunga lavender yang sangat luas dan indah.
Lalu, ia bertemu dengan seorang lelaki remaja yang sedari menatapnya dan membuatnya takut.
"Kau siapa?"
Lelaki itu menjawab, "Aku Zeky."
"Apakah kau orang baik?"
"Ya tentu."
Gadis itu tersenyum tipis, "Maukah kau bermain denganku?" Zeky mengangguk iya.
Sepanjang hari, ia bermain dengan Zeky hingga sore tiba, ia dan Zeky pun berpisah dan mereka berjanji akan bermain lagi esok.
Dalam perjalanan pulang ia tak henti tersenyum, tak terasa ia sudah tiba di rumahnya. Ketika ia masuk, langsung saja tubuhnya merasa remuk seakan tulang-tulang punggung pada rentak.
"Nak, maukah kau bermain denganku?"
Ia meringis kesakitan sambil menangis menatap wanita paruh baya yang mendekatinya. Kata-kata itu menyiaratkan penyiksaan membuat tubuhnya gemetar.
"Ampuni aku, bu! Aku janji tidak keluar lagi."
"Bukannya kau ingin bermain? Ayo Nak, mari kita bermain bersama."
Gadis itu menggeleng kepalanya sambil menangis dan memohon pada ibunya. Tak menunggu lama, wanita itu menarik tangan anaknya dengan paksa menyeretnya ke dalam gudang.
Esoknya harinya, Zeky menunggu gadis itu hingga sore. Namun, gadis itu tidak datang juga.
End

Comments
Post a Comment