Skip to main content

Analisis Imbuhan pada Sebuah Kalimat

 

Sumber Pinterest

 

A. Penghilangan Prefiks meng-

1. Hari Sabtu ini, rumah Mina adakan kenduri.

Kesalahan kalimat di atas pada kata adakan. Penghilangan perfiks meng- disebabkan oleh penghematan yang sebenarnya tidak perlu terjadi karena justru merupakan pemakaian yang salah. Pada kata adakan sebaiknya diberikan prefiks meng- agar kalimatnya bisa menjadi baku. Sedangkan kalimat di atas merupakan kalimat aktif transitif karena ada predikat yang harus berprefiks meng- atau dengan kata lain mengeksplisitkan prefiks meng-, (Setyawati, 2010: 50). Jadi kata yang tepat adalah mengadakan.

Perbaikan:

Hari Sabtu ini, rumah Mina mengadakan kenduri.

Referensi

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

2. Pak Yunda sedang adili Kantor Dinas Kesehatan.

Kesalahan kalimat di atas pada kata adili. Penghilangan perfiks meng- disebabkan oleh penghematan yang sebenarnya tidak perlu terjadi karena justru merupakan pemakaian yang salah. Pada kata adili sebaiknya diberikan prefiks meng- agar kalimatnya bisa menjadi baku. Sedangkan kalimat di atas merupakan kalimat aktif transitif karena ada predikat yang harus berprefiks meng- atau dengan kata lain mengeksplisitkan prefiks meng-, (Setyawati, 2010: 50). Jadi kata yang tepat adalah mengadili.

Perbaikan:

Pak Yunda sedang mengadili Kantor Dinas Kesehatan

Referensi

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

3. Saya akan abdi kepada Bapak Jono selama seminggu sebagai tukang kayu.

Kesalahan kalimat di atas pada kata abdi. Penghilangan perfiks meng- disebabkan oleh penghematan yang sebenarnya tidak perlu terjadi karena justru merupakan pemakaian yang salah. Pada kata abdi sebaiknya diberikan prefiks meng- agar kalimatnya bisa menjadi baku. Sedangkan kalimat di atas merupakan kalimat aktif transitif karena ada predikat yang harus berprefiks meng- atau dengan kata lain mengeksplisitkan prefiks meng-,  (Setyawati, 2010: 50). Jadi kata yang tepat adalah mengabdi.

Perbaikan:

Saya akan mengabdi kepada Bapak Jono selama seminggu sebagai tukang kayu.

Referensi

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

4. “Kau katakan aku adalah anak orang kaya?”

Kesalahan kalimat di atas pada kata katakan. Penghilangan perfiks meng- disebabkan oleh penghematan yang sebenarnya tidak perlu terjadi karena justru merupakan pemakaian yang salah. Pada kata katakan sebaiknya diberikan prefiks meng- agar kalimatnya bisa menjadi baku. Sedangkan kalimat di atas merupakan kalimat aktif transitif karena ada predikat yang harus berprefiks meng- atau dengan kata lain mengeksplisitkan prefiks meng-, (Setyawati, 2010: 50). Jadi kata yang tepat adalah mengatakan.

Perbaikan:

“Kau mengatakan aku adalah anak orang kaya?”

Referensi

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

5. Hari ini, Ibu Susi kenakan gamis putih panjang hingga ujung sepatu tinggi.

Kesalahan kalimat di atas pada kata kenakan. Penghilangan perfiks meng- disebabkan oleh penghematan yang sebenarnya tidak perlu terjadi karena justru merupakan pemakaian yang salah. Pada kata kenakan sebaiknya diberikan prefiks meng- agar kalimatnya bisa menjadi baku. Sedangkan kalimat di atas merupakan kalimat aktif transitif karena ada predikat yang harus berprefiks meng- atau dengan kata lain mengeksplisitkan prefiks meng-, (Setyawati, 2010: 50) Jadi kata yang tepat adalah mengenakan.

Perbaikan:

Hari ini, Ibu Susi mengenakan gamis putih panjang.

Referensi

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

 

B. Penghilang Prefiks ber-

1. Sudah abad tahun pohon tua ini berdiri kokoh tanpa punah.

Kesalahan kalimat di atas pada kata abad. Kata abad merupakan kata dasar yang menduduki predikat pada kalimat. Sesuai dengan bahasa Indonesia yang baku dalam predikat tersebut harus dieksplisitkan perfiks ber-, (Setyawati, 2010: 51). Jadi kata yang tepat adalah berabad.

Perbaikan:

Sudah berabad tahun pohon tua ini berdiri kokoh tanpa punah.

Referensi

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

2. Kamu itu tidak faedah bagi kita semua!

Kesalahan kalimat di atas pada kata faedah. Kata faedah merupakan kata dasar yang menduduki predikat pada kalimat. Sesuai dengan bahasa Indonesia yang baku dalam predikat tersebut harus dieksplisitkan perfiks ber-, (Setyawati, 2010: 51). Jadi kata yang tepat adalah berfaedah.

Perbaikan:

Kamu itu tidak berfaedah bagi kita semua!

Referensi

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

3. Dari bagai bunga ada juga bunga tulip.

Kesalahan kalimat di atas pada kata bagai. Kata bagai merupakan kata dasar yang menduduki predikat pada kalimat. Sesuai dengan bahasa Indonesia yang baku dalam predikat tersebut harus dieksplisitkan perfiks ber-, (Setyawati, 2010: 51). Jadi kata yang tepat adalah berbagai.

Perbaikan:

Dari berbagai bunga ada juga bunga tulip.

Referensi

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

4. Mari kita sepeda bersama besok di Lapangan Lhoksukon.

Kesalahan kalimat di atas pada kata sepeda. Kata sepeda merupakan kata dasar yang menduduki predikat pada kalimat. Sesuai dengan bahasa Indonesia yang baku, dalam predikat tersebut harus dieksplisitkan perfiks ber-, (Setyawati, 2010: 51). Jadi kata yang tepat adalah bersepeda.

Perbaikan:

Mari kita bersepeda bersama besok di Lapangan Lhoksukon.

Referensi

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

5. Besok sore, ayo kita tarung bersama memperebutkan mendali perak.

Kesalahan kalimat di atas pada kata tarung. Kata tarung merupakan kata dasar yang menduduki predikat pada kalimat. Sesuai dengan bahasa Indonesia yang baku, dalam predikat tersebut harus dieksplisitkan perfiks ber-,  (Setyawati, 2010: 51). Jadi kata yang tepat adalah bertarung.

Perbaikan:

Besok sore, ayo kita bertarung bersama memperebutkan mendali perak.

Referensi

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

 

C. Bunyi yang seharusnya Luluh tidak diluluhkan.

1. Lebah itu mensengat saya.

Kesalahan kalimat di atas pada kata mensengat. Dalam kalimat di atas morfem mensengat terdiri dari morfem me- dan sengat.  Karena fonem  /s/ dapat luluhkan menjadi bunyi nasal atau bunyi sengau maka fonem /s/ berubah menjadi fonem /ny/, (Setyawati, 2010: 52). Jadi kata yang tepat adalah menyengat.

Perbaikan:

Lebah itu mensengat saya.

Referensi:

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

2. Kami akan metentukan siapa-siapa saja yang ikut dalam talkshow minggu ini.

Kesalahan kalimat di atas pada kata metentukan. Dalam kalimat di atas morfem metentukan terdiri dari morfem me- dan tentu.  Karena fonem /t/ dapat luluhkan menjadi bunyi nasal atau bunyi sengau maka fonem  /t/ berubah menjadi fonem /n/, (Setyawati, 2010: 52). Jadi kata yang tepat adalah menentukan.

Perbaikan:

Kami akan menentukan siapa-siapa saja yang ikut dalam talkshow minggu ini.

Referensi:

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

3. Coba kalian mepekik lebih keras sampai terdengar ujung sana!

Kesalahan kalimat di atas pada kata mepekik. Dalam kalimat di atas morfem mepekik terdiri dari morfem me- dan pekik.  Karena fonem /p/ dapat luluhkan menjadi bunyi nasal atau bunyi sengau maka fonem /p/ berubah  menjadi fonem /m/, (Setyawati, 2010: 52). Jadi kata yang tepat adalah memekik.

Perbaikan:

Coba kalian memekik lebih keras sampai terdengar ujung sana!

Referensi:

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

4. Aku baru saja mepelihara anak kucing yang usianya satu minggu.

Kesalahan kalimat di atas pada kata mepelihara. Dalam kalimat di atas morfem mepelihara terdiri dari morfem me- dan pelihara.  Karena fonem /p/ dapat luluhkan menjadi bunyi nasal atau bunyi sengau maka fonem /p/ berubah  menjadi fonem /m/, (Setyawati, 2010: 52). Jadi kata yang tepat adalah memelihara.

Perbaikan:

Aku baru saja memelihara anak kucing yang usianya satu minggu.

Referensi:

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

5. Aku mengkirik ngeri saat melewati pohon kepala bengkok.

Kesalahan kalimat di atas pada kata mengkirik. Dalam kalimat di atas morfem mengkirik terdiri dari morfem me- dan kirik.  Karena fonem /k/ dapat luluhkan menjadi bunyi nasal atau bunyi sengau maka fonem /k/ berubah  menjadi fonem /ng/, (Setyawati, 2010: 52). Jadi kata yang tepat adalah mengirik.

Perbaikan:

Aku mengirik ngeri saat melewati pohon kepala bengkok.

Referensi:

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

 

D. Peluluhan bunyi yang seharusnya tidak luluh

1. Peluluhan bunyi /c/ yang tidak tepat.

a. “Lina menyari kamu dua hari yang lalu.”

Kesalahan kalimat di atas pada kata menyari. Dalam kalimat di atas menyari merupakan kata yang tidak tepat karena bunyi /c/ yang diubah menjadi /ny/ sebab perfiks meng melekat pada kata dasar yang berfonem awal /c/ maka alomorf perfiks meng adalah perfiks men- bukan perfiks meny-, (Setyawati, 2010: 53). Seharusnya kata yang tepat itu adalah mencari. Menurut KBBI kata mencari memiliki makna, berusaha, mendapatkan (menemukan, memperoleh).

Perbaikan:

Lina mencari kamu dua hari yang lalu.

Referensi:

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

b. Luna menyampurkan tepung terigu dengan tepung biasa.

Kesalahan kalimat di atas pada kata menyampurkan. Dalam kalimat di atas menyampurkan merupakan kata yang tidak tepat karena bunyi /c/ yang diubah menjadi /ny/ sebab perfiks meng melekat pada kata dasar yang berfonem awal /c/ maka alomorf perfiks meng adalah perfiks men- bukan perfiks meny-, (Setyawati, 2010: 53). Seharusnya kata yang tepat itu adalah mencampurkan. Menurut Tesaurus Indonesia, kata mencampurkan memiliki makna, melarutkan, memadukan, membaurkan,  menggabungkan, mengombinasikan, menyaburkan

Perbaikan:

Luna mencampurkan tepung terigu dengan tepung biasa.

Referensi:

Tesaurus Indonesia

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

c. Kami baru saja selesai menyatat buku Biologi.

Kesalahan kalimat di atas pada kata menyatat. Dalam kalimat di atas menyatat merupakan kata yang tidak tepat karena bunyi /c/ yang diubah menjadi /ny/ sebab perfiks meng melekat pada kata dasar yang berfonem awal /c/ maka alomorf perfiks meng adalah perfiks men- bukan perfiks meny-, (Setyawati, 2010: 53). Seharusnya kata yang tepat itu adalah mencatat. Menurut KBBI, kata mencatat memiliki makna menuliskan sesuatu peringatan (dalam buku catatan).

Perbaikan:

Kami baru saja selesai mencatat buku Biologi.

Referensi:

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

d. Kucing itu sangat lihai menyakar daun pisang.

Kesalahan kalimat di atas pada kata menyakar. Dalam kalimat di atas menyakar merupakan kata yang tidak tepat karena bunyi /c/ yang diubah menjadi /ny/ sebab perfiks meng melekat pada kata dasar yang berfonem awal /c/ maka alomorf perfiks meng adalah perfiks men- bukan perfiks meny-, (Setyawati, 2010: 53). Seharusnya kata yang tepat itu adalah mencakar. Menurut KBBI, kata mencakar memiliki makna menggaruk menggunakan cakar.

Perbaikan:

Kucing itu sangat lihai mencakar daun pisang.

Referensi:

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

e. Adik saya menyemplung ke sungai ketika melihat ayah membawa kayu.

Kesalahan kalimat di atas pada kata menyemplung. Dalam kalimat di atas menyemplung merupakan kata yang tidak tepat karena bunyi /c/ yang diubah menjadi /ny/ sebab perfiks meng melekat pada kata dasar yang berfonem awal /c/ maka alomorf perfiks meng adalah perfiks men- bukan perfiks meny-, (Setyawati, 2010: 53). Seharusnya kata yang tepat itu adalah mencemplung. Menurut KBBI, kata mencemplung memiliki makna masuk ke dalam air, mencebur, mencempung.

Perbaikan:

Adik saya menyemplung ke sungai ketika melihat ayah membawa kayu.

Referensi:

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

 

E. Peluluhan bunyi-bunyi gugus konsonan yang tidak tepat.

1. Tim Dinas Kesehatan memrogramkan cek kesehatan bagi warga yang kena serangan Nyamuk Malaria.

Kesalahan kalimat di atas pada kata memrogramkan. Dalam kalimat di atas merupakan pemakaian bentuk kata yang berasal dari prefiks meng- dan kata dasar berfonem /pr/. Jadi gugus konsonan /pr/ tidak luluh jika dilekati dengan prefiks meng-, (Setyawati, 2010: 55). Maka, kata yang tepat itu adalah memprogramkan. Dalam KBBI, kata memprogramkan memiliki makna membuat program.

Perbaikan:

Tim Dinas Kesehatan memprogramkan cek kesehatan bagi warga yang kena serangan Nyamuk Malaria.

Referensi:

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

2. Pak Rudi sedang menyetempel surat wasiatnya.

Kesalahan kalimat di atas pada kata menyetempe. Dalam kalimat di atas merupakan pemakaian bentuk kata yang berasal dari prefiks meng- dan kata dasar berfonem /st/. Jadi gugus konsonan /st/ tidak luluh jika dilekati dengan prefiks meng-, (Setyawati, 2010: 55). Maka, kata yang tepat itu adalah menstempel. Dalam KBBI, kata menstempel memiliki arti mengecap, menera.

Perbaikan:

Pak Rudi sedang menstempel surat wasiatnya.

Referensi:

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

3. Chery sedang menyitimulasi mahasiswa yang berada dalam aula FTIK.

Kesalahan kalimat di atas pada kata menyitimulasi. Dalam kalimat di atas merupakan pemakaian bentuk kata yang berasal dari prefiks meng- dan kata dasar berfonem /st/. Jadi gugus konsonan /st/ tidak luluh jika dilekati dengan prefiks meng-, (Setyawati, 2010: 55). Maka, kata yang tepat itu adalah menstimulasi. Dalam KBBI, kata menstimulasi memiliki arti memotivasi, mendorong, menggiatkan, merangsang.

Perbaikan:

Chery sedang menstimulasi mahasiswa yang berada dalam aula FTIK.

Referensi:

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

4. Deve menglaim Nona menjadi miliknya.

Kesalahan kalimat di atas pada kata menglaim. Dalam kalimat di atas merupakan pemakaian bentuk kata yang berasal dari prefiks meng- dan kata dasar berfonem /st/. Jadi gugus konsonan /st/ tidak luluh jika dilekati dengan prefiks meng-, (Setyawati, 2010: 55). Maka, kata yang tepat itu adalah mengklaim. Dalam KBBI, kata mengklaim memiliki arti meminta, mendesak, menuntut, menyatakan.

Perbaikan:

Deve mengklaim Nona menjadi miliknya.

Referensi:

Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

5. Saya sedang menyekemakan rumah teman saya.

Kesalahan kalimat di atas pada kata menyekemakan. Dalam kalimat di atas merupakan pemakaian bentuk kata yang berasal dari prefiks meng- dan kata dasar berfonem /st/. Jadi gugus konsonan /st/ tidak luluh jika dilekati dengan prefiks meng-, (Setyawati, 2010: 55). Maka, kata yang tepat itu adalah menskemakan. Dalam KBBI, kata menskemakan memiliki arti mendesain, merancang, memabagankan.

Perbaikan:

Saya sedang menskemakan  rumah teman saya.

Referensi:

Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

 

F. Morf meng- tergantikan Morf lain.

1. Rudra menabaikan aku ketika aku melambai tangan padanya.

Kesalahan kalimat di atas pada kata menabaikan. Kalimat di atas berasal dari kata dasar bersuku satu. Perfiks meng- akan beralomorf menjadi menge- bersuku satu jika perfiks tersebut melekat pada dasar, (Setyawati, 2010: 56). Dengan demikian, kata yang tepat adalah mengabaikan. Menurut, KBBI kata mengabaikan memiliki arti memandangkan.

Perbaikan:

Rudra mengabaikan aku ketika aku melambai tangan padanya.

Referensi:

Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

2. Doni sedang menacapkan gas mobilnya yang rusak.

Kesalahan kalimat di atas pada kata menacapkan. Kalimat di atas berasal dari kata dasar bersuku satu. Perfiks meng- akan beralomorf menjadi menge- bersuku satu jika perfiks tersebut melekat pada dasar, (Setyawati, 2010: 56). Dengan demikian, kata yang tepat adalah mengacapkan. Menurut, KBBI kata mengacapkan memiliki arti memperkerap, mempersering.

Perbaikan:

Doni sedang mengacapkan gas mobilnya yang rusak.

Referensi:

Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

3. Hana menacungkan tangan ke arah Fahmi.

Kesalahan kalimat di atas pada kata menacungkan. Kalimat di atas berasal dari kata dasar bersuku satu. Perfiks meng- akan beralomorf menjadi menge- bersuku satu jika perfiks tersebut melekat pada dasar, (Setyawati, 2010: 56). Dengan demikian, kata yang tepat adalah mengacungkan. Menurut, KBBI kata menacungkan memiliki arti mengangka tangan, menunjukkan jari.

Perbaikan:

Hana mengacungkan tangan ke arah Fahmi.

Referensi:

Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

4. Cinta sedang manadaptasi dengan lingkungan baru yang akan menjadi kampungnya.

Kesalahan kalimat di atas pada kata menadaptasi. Kalimat di atas berasal dari kata dasar bersuku satu. Perfiks meng- akan beralomorf menjadi menge- bersuku satu jika perfiks tersebut melekat pada dasar, (Setyawati, 2010: 56). Dengan demikian, kata yang tepat adalah mengadaptasi. Menurut, KBBI kata mengadaptasi memiliki arti mengolag, menyadur.

Perbaikan:

Cinta sedang mangadaptasi dengan lingkungan baru yang akan menjadi kampungnya.

Referensi:

Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

5. Reva berusaha meniakan pendapatkan Bu Lela.

Kesalahan kalimat di atas pada kata meniakan.. Kalimat di atas berasal dari kata dasar bersuku satu. Perfiks meng- akan beralomorf menjadi menge- bersuku satu jika perfiks tersebut melekat pada dasar, (Setyawati, 2010: 56). Dengan demikian, kata yang tepat adalah mengiakan. Menurut, KBBI kata mengiakan memiliki arti membenarkan, membetulkan, mengakui.

Perbaikan:

Reva berusaha mengiakan pendapatkan Bu Lela.

Referensi:

Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

 

G. Morf be- tergantikan Morf ber-

1. Pak Sanan sedang berkerja, jangan dinganggu!

Kesalahan kalimat di atas pada kata berkerja. Pada kalimat di atas termasuk bentukan yang salah karena proses pembentukan kata-kata berkerja itu adalah ber+ kerja. Sesuai dengan kaidah pembentukan kata, perfiks ber- jika melekat pada kata dasar berfonem awal /r/ dan pada kata dasar yang besuku kata pertamanya akan berakhir dengan atau mengandung unsur [er] akan beralomorf menjadi be-, (Setyawati, 2010: 57). Dengan demikian, kata yang tepat adalah bekerja.

Perbaikan:

Pak Sanan sedang bekerja, jangan dinganggu!

Referensi:

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

2. Pakaian Anda sangat berkernyut.

Kesalahan kalimat di atas pada kata berkernyut. Pada kalimat di atas termasuk bentukan yang salah karena proses pembentukan kata-kata berkerja itu adalah ber+ kernyut. Sesuai dengan kaidah pembentukan kata, perfiks ber- jika melekat pada kata dasar berfonem awal /r/ dan pada kata dasar yang besuku kata pertamanya akan berakhir dengan atau mengandung unsur [er] akan beralomorf menjadi be-, (Setyawati, 2010: 57). Dengan demikian, kata yang tepat adalah berkernyut.

Perbaikan:

Pakaian Anda sangat berkernyut.

Referensi:

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

3. Dalam dua hari ini, kedua orangku berpergian luar kota.

Kesalahan kalimat di atas pada kata berpegian. Pada kalimat di atas termasuk bentukan yang salah karena proses pembentukan kata-kata berkerja itu adalah ber+ pergian. Sesuai dengan kaidah pembentukan kata, perfiks ber- jika melekat pada kata dasar berfonem awal /r/ dan pada kata dasar yang besuku kata pertamanya akan berakhir dengan atau mengandung unsur [er] akan beralomorf menjadi be-, (Setyawati, 2010: 57). Dengan demikian, kata yang tepat adalah bepegian.

Perbaikan:

Dalam dua hari ini, kedua orangku bepergian luar kota.

Referensi:

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

4. Kamu datang berserta dia dan kawan-kawan.

Kesalahan kalimat di atas pada kata berserta. Pada kalimat di atas termasuk bentukan yang salah karena proses pembentukan kata-kata berkerja itu adalah ber+ serta. Sesuai dengan kaidah pembentukan kata, perfiks ber- jika melekat pada kata dasar berfonem awal /r/ dan pada kata dasar yang besuku kata pertamanya akan berakhir dengan atau mengandung unsur [er] akan beralomorf menjadi be-, (Setyawati, 2010: 57). Dengan demikian, kata yang tepat adalah beserta.

Perbaikan:

Kamu datang beserta dia dan kawan-kawan.

Referensi:

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

5. Yuna berterjunan pada puncak gunung terendah.

Kesalahan kalimat di atas pada kata berterjunan. Pada kalimat di atas termasuk bentukan yang salah karena proses pembentukan kata-kata berkerja itu adalah ber+ terjunan. Sesuai dengan kaidah pembentukan kata, perfiks ber- jika melekat pada kata dasar berfonem awal /r/ dan pada kata dasar yang besuku kata pertamanya akan berakhir dengan atau mengandung unsur [er] akan beralomorf menjadi be-, (Setyawati, 2010: 57). Dengan demikian, kata yang tepat adalah beterjunan.

Perbaikan:

Yuna beterjunan pada puncak gunung terendah.

Referensi:

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

 

H. Morf bel- tergantikan morf ber-

1. Pak Muclis sedang berajar matematika untuk pelajaran besok.

Kesalahan kalimat di atas pada kata berajar. Pada kalimat di atas kata dasarnya ajar namun ketika didekati perfiks ber- maka akan menjadi belajar, (Setyawati, 2010: 58). Jadi kata yang tepat adalah belajar. Menurut KBBI, kata belajar memiliki arti berguru, berlatih, bersekolah.

Perbaikan:

Pak Muclis sedang belajar matematika untuk pelajaran besok.

Referensi:

Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

2. Kota A ada di berahan selatan sana.

Kesalahan kalimat di atas pada kata berahan. Pada kalimat di atas kata dasarnya ajar namun ketika didekati perfiks ber- maka akan menjadi belajar, (Setyawati, 2010: 58). Jadi kata yang tepat adalah belahan. Menurut KBBI, kata belahan memiliki bagian, cuilan, kepingan, keratan.

Perbaikan:

Kota A ada di berahan selatan sana.

Referensi:

Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

3. Jemari kecilku tiba-tiba saja berenting begitu saja.

Kesalahan kalimat di atas pada kata berenting. Pada kalimat di atas kata dasarnya ajar namun ketika didekati perfiks ber- maka akan menjadi belenting, (Setyawati, 2010: 58). Jadi kata yang tepat adalah belenting. Menurut KBBI, kata belenting memiliki arti bengkak, besar, gembung, kembung.

Perbaikan:

Jemari kecilku tiba-tiba saja belenting begitu saja.

Referensi

Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

4. Jika kaki Anda terasa kesemutan, Anda boleh berunjur.

Kesalahan kalimat di atas pada kata berunjur. Pada kalimat di atas kata dasarnya ajar namun ketika didekati perfiks ber- maka akan menjadi belunjur, (Setyawati, 2010: 58). Jadi kata yang tepat adalah belunjur. Menurut KBBI, belunjur memiliki arti, meluruskan kaki ketika duduk atau berbaring, merentangkan kaki.

Perbaikan:

Jika kaki Anda terasa kesemutan, Anda boleh belunjur.

Referensi:

Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

5. Ayahku kalau sudah bicara pasti bereter.

Kesalahan kalimat di atas pada kata bereter. Pada kalimat di atas kata dasarnya ajar namun ketika didekati perfiks ber- maka akan menjadi beleter, (Setyawati, 2010: 58). Jadi kata yang tepat adalah belete. Menurut KBBI, beleter memiliki arti berkata terus-menerus, tidak keruan.

Perbaikan:

Ayahku kalau sudah bicara pasti beleter.

Referensi:

Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan kedua. Surakarta: Yuma Pusaka.

Comments

Popular posts from this blog

Dampak Positif dan Negatif dari Gedget

Gadget adalah alat elektronik yang berfungsi untuk sarana berkomunikasi yang memiliki kecanggihan yang memadai. Bentuknya yang munyil sangat praktis untuk dibawa ke mana-mana.  Bukan hanya itu, gadget selalu memunculkan aplikasi-aplikasi terkini yang mengikuti perkembangan masa kini. Inilah yang menjadi sebab orang tertarik dengan gadget, selain untuk dapat berkomunikasi gedget dapat pula sebagai mengakses informasi serta sebagai hiburan. Di zaman yang serba modern ini, teknologi gadget mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dulu awal munculnya saja hanya dijadikan sebatas alat untuk telepon, namun sekarang gadget berubah menjadi alat serba guna. Bahkan itu sebagai kebutuhan penting dalam kehidupan sehari-hari. Hidup manusia seakan tanpa kendala, dengan seonggok gedget saja dunia seolah berada digenggaman tangan.  Dengan demikian pula, dibalik bentuk munyilnya gedget terdapat dampak dari positif dan negatifnya.  Adapun dari dampak positifnya yaitu: 1...

Daftar Isi

  Kecantikan 5 Jenis Kulit Wajah. Kamu termasuk yang mana? Tips Perawatan Kulit yang Baik Cara Menguapi Kulit Wajahmu Obat Alami untuk Perawatan Kulit Wajahmu di Rumah Rutinitas Perawatan Kulit di Pagi Hari Tampil Cantik dalam Hitungan Menit Artikel Cara tepat mengambil keputusan dengan cerdas Kian Emas Membuat Keputusan Individual dan Praktis Kontribusi Mahasiswa Di Area Moderen 8 kata kunci meniti karir yang wajib Anda lakukan Dampak Positif dan Negatif dari Gedget Pemaksaan dan Keyakinan Agama Masih Terjadi di Indonesia Cara Menjadi Orang Kaya dengan Gaji Kecil Islamiah BIOGRAFI IMAM AL GHAZALI Karya Sastra Pria Misterius Qoutes Menyegarkan Tangisan Gadis Puisi di Musim Sejarah Kembang Lara Kesepian Maukah Kau Bermain denganku? Dirimu adalah Aku Teori Kesan dan pesan media pembelajaran Jurnal Study Semiotika Analisis Kesalahan Berbahasa di Lingkungan Sekolah Pembentukan Batuan