Apa persiapanmu dalam mengikuti proses wawancara? Yang pasti persiapan materi serta kondisi yang selalu sehat dan segar. Dengan begitu akan memberikan pengaruh yang baik dalam hadapi wawancara. Apakah kamu sudah melatih wawancara? Kalau begitu, coba latih dirimu menjawab beberapa pertanyaan wawancara berikut.
- Mengapa saya melamar di perusahaan ini?
- Mengapa saya melamar di posisi ini?p
- Apa yang saya harapkan dari bekerja di perusahaan ini?
- Informasi apa saja yang telah saya peroleh mengenai perusahaan ini?
- Bagaimana gambaran umum posisi yang saya lamar?
6. Apa saya sudah membaca ulang surat lamaran dan CV, yang saya kirim?
Gali pula kekuatan diri dan pencapaian yang dapat memberikan nilai tambah pada diri sendiri yang mampu menjadi keuntungan bagi perusahaan. Coba, kenali diri sendiri agar mampu menjelaskan gambaran dirimu dan bersikaplah terbuka serta tidak pasrah. Sikap pasrah asal dapat kerja ini merupakan sikap tidak menarik saat pewawancara. Jujurlah dengan keterbatasan diri dan tunjukkan kesiapan untuk selalu belajar sungguh-sungguh. Libatkan diri dengan sikap humor secara aktif dalam proses wawancara agar membuat suasana nyaman tidak canggung. Kalau bisa, datanglah 30 menit lebih awal agar kamu bisa berkomunikasi dengan satpam atau sekuriti. Ini merupakan langkah mula dalam mempersiapkan mental sehingga membuatmu jadi rileks.
Ada 3 jenis wawancara seperti wawancara awal/screening kandidat, wawancara mendalam, dan wawancara dengan user. Wawancara awal dilakukan melalui via telepon atau face to face dalam waktu tidak lama sekitar 15-30 menit. Ini bertujuan untuk melihat minat dan kesamaan persepsi atas posisi yang akan dilamar. Sementara, Wawancara mendalam dilakukan oleh pihak HRD perusahaan internal yang merupakan salah satu tahap rangkaian seleksi. Dalam proses wawancara ini, peserta akan menggali data berupa kompetensi, minat, kesungguhan, dan passion. Terakhir, wawancara dengan user (pemilik) perusahaan yang merupakan profil kandidat telah diserahkan oleh pihak HRD/konsultan. Artinya, kompetesi yang dimilikinya sudah diharapkan.
Apa wawancara kerja bergantung pada IPK Tinggi?
Wawancara tidak bergantung pada IPK, biasanya persyaratan bagian dari seleksi administrasi sebelum wawancara atau proses seleksi lainnya. Biasanya, wawancara dilakukan oleh pihak internal yang tujuannya untuk mengetahui motivasi dari pelamar. Namun, tidak semua perusahaan melakukan screening untuk wawancara.
Salah satu tips hadapi seleksi wawancara adalah dengan melatih menjawab pertanyaan dengan metode STAR (Situation, Task, Action & Result) yang memudahkan untuk menjawab lebih sistematis dan detail. Selain itu, dalam proses wawancara ceritakan kelebihan diri sendiri karna perusahaan akan menanyakan itu. Tujuan perusahaan adalah untuk melihat perkembangan pemahaman kandidat terhadap diri sendiri. Dengan begitu, orang mampu mengenali kelebihan dan kekurangan secara positif merupakan orang yang mempunyai kesadaran diri. Jadi tidak perlu risih, bersikaplah profesional dengan menyebutkan kelebihan secara percaya diri tanpa kelebihan.
Apabila pewawancaranya adalah direksi sekaligus pemilik, tidak dipungkiri faktor subjektivitas menjadi pertimbangan. Hal ini dapat terjadi pada wawancara user/atas langsung. Ini lebih subjektif tidak dalam negatif tetapi mereka lebih mencari yang sesuai personal antara kandidat dan calon atasan sehingga mereka bisa menilai potensi kesesuaian kandidat dengan tim.
Pernah tidak berhadapan dengan level lebih tinggi membuatmu tidak percaya diri? Tiba-tiba insecure gitu. Biasanya berhadapan dengan orang lebih tinggi mensyaratkan adanya kemampuan interpersonal skill yang baik. Apa kamu mempunyainya?
Kalau belum, lebih baik kamu pelajari diri sendiri dengan mengupayakan untuk mendapatkan kemampuan lain dari berbagai sumber yang tersedia. Misalnya dari buku mengenai wawancara atau searching di internet. Semakin tambah pengetahuanmu, maka semakin mudah untuk adaptasi pada lingkungan barumu. Itu dia tipsnya, semoga bermanfaat.

Comments
Post a Comment